Sejarah Koperasi di Indonesia dari Jaman Bapak M.Sarbini
Hingga Saat Ini
Berikut adalah daftar orang yang pernah menjabat sebagai Menteri
Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Indonesia hingga saat ini.
1. M. Sarbini (lahir
di Kebumen, 29 Mei 1914 – meninggal
di Jakarta, 21 Agustus 1977 pada umur 63
tahun) adalah seorang jenderal purnawirawan yang
dilahirkan di Kota Karanganyar, Kebumen, Jawa
Tengah dan banyak mengabdi selama masa perjuangan baik di bidang militer maupun pemerintahan Republik
Indonesia. Dalam masa perjuangan, terutama pada tanggal 20 Oktober 1945, dia,
yang pada waktu itu berpangkat Letkol, memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Kedu
Tengah dan menyerang, serta mengepung tentara Sekutu dan NICA di desa
Jambu, Ambarawa yang
kemudian dikenal sebagai peristiwa palagan
Ambarawa.Selama masa pemerintahan Bung Karno, Mayor
Jenderal M. Sarbini menjabat sebagai menteri pertahanan dalam
kabinet Dwikora II pada tahun 1966 yang kemudian digantikan oleh Letnan Jendral Soeharto.Pada
masa hidupnya, jenderal H. M. Sarbini banyak dikenal sebagai bapak Veteran Indonesia
dan diabadikan namanya sebagai nama gedung veteran atau balai
Sarbini yang berada di kawasan Semanggi, Jakarta
Pusat. Untuk mengenang jasa-jasanya, di Kebumen, tempat kelahirannya juga
didirikan sekolah SMK Jenderal M. Sarbini. Kabinet Pembangunan I [1] adalah
nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada
tahun 1968-1973. Presiden pada Kabinet ini adalah Soeharto.
Kabinet Pembangunan I terbentuk tanggal 6 Juni 1968 dan dilantik
pada tanggal 10 Juni 1968. Komposisi kabinet ini tidak jauh berbeda dengan komposisi
menteri dalamKabinet Ampera II. Tak lama setelah Pemilu 1971,
pada 9 September 1971, Presiden
Soeharto mengumumkan perombakan Kabinet Pembangunan I dan melantik
menteri-menteri reshuffle pada 11
September 1971.
Pada 1
April 1969, dimulailah pelaksanaan Pelita I (1969-1974). Tujuan
diselenggarakan Pelita I adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan
sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya.
Sedangkan sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan
rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik berat Pelita
I adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar
keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena
mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
2. Raden
Soebroto dilahirkan pada tanggal 19
September 1923 di
Kampung Sewu, Kota Surakarta, Jawa
Tengah sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan
Martosuwignyo dan ibu Sindurejo. Setelah lulus dari HIS, Subroto melanjutkan
sekolah diMULO dan
Sekolah Menengah Tinggi (SMT). Situasi pada saat itu memaksa Subroto
mendaftarkan diri masuk PETA. Sayangnya, ia harus ditolak karena terlalu kurus.[1] Pada
tanggal 1 November 1945, ia diterima sebagai kadet (taruna) di Militer
Academie (MA) di Yogya. Ada kebanggaan karena dari 197 angkatan
pertama ia adalah lulusan terbaik II dan menyandang pangkat Letnan II pada
tahun 1948. Sebagai tentara Subroto bersama rekan-rekannya seperti Wiyogo Atmodarminto, Soesilo
Soedarman, Himawan Sutanto, Ali
Sadikin, Yogi Supardi, danSayidiman Suryohadiprodjo ikut
berperan dalam perang kemerdekaan hingga tahun 1949.[1] Setelah
perang usai, Subroto kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), lulus propaedeutisch-examen (lulus
tingkat II) pada bulan Februari 1952,[2] hingga
lulus candidaats-examen (lulus tingkat IV - Sarjana Muda) pada
bulan Maret 1955.[3] Selama
di kampus ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan, yang mempertemukannya dengan
perwakilan Universitas McGill yang sedang berada di
Indonesia untuk mencari kandidat yang berminat dalam program pertukaran
mahasiswa untuk kuliah diUniversitas McGill, Montreal, Kanada. Akhirnya
ia terpilih dan mendapatkan beasiswa penuh untuk program pascasarjana di bidangforeign
trade (perdagangan luar negeri) - suatu bidang utama yang menarik pada
saat itu. Subyek tesisnya adalah analisis persyaratan perdagangan dengan studi
kasus Indonesia dengan judul "Indonesian Terms of Trade after the
Second World War". Sejak tahap itu ia menyadari betapa pentingnya
sumber daya mineral dan bahan bakar fosil untuk perekonomian suatu negara
seperti Indonesia.[4] Setelah
meraih gelar Master of Arts dari Universitas McGill pada tahun 1956, ia
kembali ke Indonesia untuk mengambil program doktor ekonomi di UI, di mana ia bertemu
dengan sekelompok ekonom berbakat dan mulai bekerja sama membahas ide-ide baru
tentang perekonomian Indonesia. Pada tahun 1958 ia meraih gelar doktor ekonomi
dari UI. Selain
itu ia juga ditugaskan sebagai dosen Seskoad di
Bandung, di mana salah satu muridnya adalah Soeharto.[4] Setelah Soeharto menjadi
Presiden RI, Subroto dan kelompoknya diangkat sebagai penasehat bagi
pemerintahan yang baru tersebut. Tugas pertama bagi para penasehat itu adalah
mengembangkan cetak biru perekonomian Indonesia yang melahirkan Repelita.[4] Sejak
itulah para penasehat ekonomi tersebut diangkat menjadi Menteri di mana Subroto
sendiri mula-mula diangkat sebagai Menteri
Transmigrasi dan Koperasi (11
September 1971 - 28 Maret 1973), selanjutnya
sebagai Menteri Tenaga
Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi (28 Maret 1973 - 29 Maret 1978), dan Menteri
Pertambangan dan Energi selama dua periode kabinet (29 Maret 1978 - 21 Maret 1988). Pada periode 31
Oktober 1984–9 Desember 1985 ia terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC.[5] Pada
tahun 1988, Subroto mendapat kepercayaan menjadi Sekretaris Jenderal Organisasi
Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang berkedudukan di Wina, Austria. Dari
Wina, Austria ini ia masih sempat memikirkan nasib anak bangsa yang masih
terbelit kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dan keterpurukan. Kondisi ini
mendorong Subroto dan sekretarisnya, Rizal Sikumbang mendirikan Yayasan Bina
Anak Indonesia (YBAI) yang concern di bidang pendidikan. Di usia senja ia terus
berkarya dan mengabdi. Kabinet Pembangunan II [1] adalah
nama kabinet pemerintahan di Indonesia pada
tahun 1973-1978. Presiden pada
Kabinet ini adalah Soeharto sedangkan wakil presiden adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pada masa
kabinet ini, dimulailah Pelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979). Sasaran yang
hendak dicapai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja. Pelita II
berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun.
Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi.
Lalu banyak jalan dan jembatan yang direhabilitasi dan dibangun. Pada masa
kabinet ini juga, terjadilah peristiwa
Malari (Malapetaka Limabelas Januari) pada tanggal 15-16 Januari1974 yang
bertepatan dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka
Kakuei ke Indonesia.
3. Bustanil
Arifin (lahir di Padang Panjang, Sumatera
Barat, 10 Oktober 1925 – meninggal
di Los
Angeles,Amerika Serikat, 13
Februari 2011 pada
umur 85 tahun) adalah seorang militer dan politisi Indonesia.
Ia pernah menjabat KepalaBadan Urusan Logistik (Bulog) dan Menteri
Koperasi Indonesia. Kabinet Pembangunan III [1] adalah
kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto denganWakil Presiden H. Adam
Malik. Kabinet ini diumumkan secara langaung pada 29 Maret 1978 dan
kemudian, dilantik secara langsung pada 31 Maret 1978. Adapun susunan
kabinetnya adalah sebagai berikut.Kabinet menyelenggarakan Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984). Pelita III
lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan
nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur
Pemerataan.
Isi Trilogi Pembangunan terdiri dari:
· Stabilitas
nasional yang dinamis
· Pertumbuhan
ekonomi tinggi, dan
· Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya.
Isi Delapan Jalur Pemerataan:
· Pemerataan
pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang dan papan
(perumahan).
· Pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan keselamatan.
· Pemerataan
pembagian pendapatan.
· Pemerataan
kesempatan kerja.
· Pemerataan
kesempatan berusaha.
· Pemerataan
kesempatan berpartisipasi dalam pembagunan khususnya bagi generasi muda dan
kaum wanita.
· Pemerataan
penyebaran pembangunan di wilayah tanah air.
· Pemerataan
kesempatan memperoleh keadilan.
Kabinet Pembangunan IV [1] (19 Maret 1983-22 Maret 1988) adalah kabinet yang dibentuk pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.Pada masa itu,
diselenggarakan Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989). Pada Pelita IV lebih dititik beratkan pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri itu sendiri. Hasil yang dicapai pada Pelita IV
antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi
beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras.
Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi
Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. hal ini merupakan prestasi besar
bagi Indonesia. Selain swasembada pangan, pada Pelita IV juga dilakukan Program KB dan Rumah untuk
keluarga. Kabinet Pembangunan V adalah kabinet yang dibentuk pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dengan Wakil Presiden Sudharmono.
Kabinet ini dibentuk pada tahun 1988 dan berakhir pada tahun 1993.
4. Subiakto
Tjakrawerdaya (lahir di Cilacap, Jawa
Tengah, 30
Juli 1944;
umur 72 tahun) adalah Menteri
Koperasi Indonesia pada tahun 1993 hingga tahun 1998 pada Kabinet Pembangunan VI dan Kabinet Pembangunan VII pada masa
pemerintahan PresidenSoeharto. Kabinet Pembangunan VI adalah
kabinet yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil
Presiden Try Soetrisno dengan masa bakti (1993-1998). Kabinet
Pembangunan VII adalah kabinet pemerintahan Indonesia yang
dibentuk pada masa pemerintahanPresiden Soeharto dan
Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie yang masa
jabatannya paling singkat (16 Maret 1998-21 Mei 1998). Masa bakti kabinet ini seharusnya berakhir pada
tahun 2003,
namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan massal 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang
berujung pada pengunduran diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan
diangkatnya B.J. Habibie sebagai pejabat presiden dalam situasi darurat,
mengakibatkan kabinet ini menjadi demisioner. Sebagai penggantinya,
pemerintahan Indonesia dilanjutkan oleh Kabinet Reformasi Pembangunan.
Adapun Catur Krida Kabinet Pembangunan VII adalah
sebagai berikut:
· Pertama,
trilogi pembangunan. Yakni stabilitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan,
sebagai landasan kebijaksanaan pembangunan yang sudah teruji selama ini dan
telah kita laksanakan.
· Kedua,
kemandirian. Yakni melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak lain dan
percaya atas kemampuan sendiri, akan sanggup menghadapi segala gejolak yang
timbul akibat globalisasi.
· Ketiga,
ketahanan nasional. Dari kemandirian, kebersamaan, dan kekeluargaan itulah
tumbuh ketahanan nasional. Yaitu keuletan dan ketangguhan bangsa kita
menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
· Keempat,
persatuan dan kesatuan. Keduanya akan memperkokoh ketahanan nasional dalam
menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5. Adi Sasono (lahir
di Pekalongan, Jawa
Tengah, 16 Februari 1943 – meninggal
di Jakarta, 13 Agustus 2016 pada umur 73
tahun) adalah mantan Menteri Koperasi dan UKM pada era Kabinet Reformasi Pembangunan. Ia
dikenal sebagai tokoh LSM dan berbagai aktivitas kemasyarakatan lainnya. Selain
itu ia juga merupakan tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Pers
Mahasiswa Indonesia (IPMI), Pelajar Islam
Indonesia (PII) dan ICMI dengan pernah menjadi Sekretaris Umum pada tahun
1990-an. Selain itu ia juga mendirikan Partai
Merdeka yang menjadi peserta Pemilu
2004 di Indonesia. Sebelumnya, ia juga dikenal sebagai tokoh Dewan
koperasi Indonesia (DEKOPIN). Adi sasono pada saat itu menjadi menteri
koperasi dan usaha kecil dicap dari salah satu media di luar negeri sebagai
"Indonesia the most dangerous man", namun pada article Los Angles
Times - Washington (dicukil dari the tufts daily, March 3, 1999), ia menyangkal
"I've tried to convince them that I'm not dangerous at all" bila
melihat program yang diajukan sewaktu di kementrian Koperasi dan usaha kecil
adalah jelas untuk membela wong cilik dalam mengembangkan usaha di mana
didasarkan selama 32 tahun dipimpin oleh pemimpin otoriter terdahulu lebih
mengarah crony capitalism. Kabinet Reformasi Pembangunan adalah kabinet pemerintahan Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie.
Kabinet ini dibentuk pada 23 Mei 1998 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 1999. Kabinet ini
terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen, sejumlah menteri
negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa
Agung.[1]
6. Zarkasih Nur (lahir
di Ciputat, Tangerang, Jawa Barat, 21 April 1940; umur 76 tahun)
adalah Menteri
Negara Koperasi dan UKMpada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih
gelar sarjana pada tahun 1973 dari IAIN Syarif Hidayatullah dan
merupakan mantanpolitikus dari Partai Persatuan Pembangunan. Dia juga
pernah menjadi anggota DPR mewakili fraksi PPP. Dia juga salah satu
pencetus percepatan Muktamar PPP dari 2008 menjadi 2007 yang akhirnya
menyebabkan pemecatan dirinya dari PPP. Kabinet PersatuanNasional adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Abdurrahman
Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri. Kabinet ini dibentuk
pada 26
Oktober 1999 dan
masa baktinya berakhir pada 9 Agustus 2001. Kabinet ini
terdiri dari sejumlah menteri koordinator, sejumlah menteri pemimpin departemen, sejumlah menteri
negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa
Agung.
7. H. Alimarwan
Hanan, SH. (lahir di Desa Uludanau, Kecamatan Sindang Danau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera
Selatan, 12 Maret 1947 – meninggal di Jakarta, 7 November 2010 pada umur 63
tahun) adalah Menteri
Negara Koperasi dan UKMpada Kabinet Gotong Royong. Ia meraih gelar
sarjana pada tahun 1984 dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang.
Ia dikenal sebagai politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
KabinetGotongRoyong [1] adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Kabinet ini dilantik pada 10 Agustus 2001 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004. Kabinet ini diumumkan pada 9 Agustus 2001. Selama kabinet ini bertugas, Presiden Megawati Soekarnoputritidak pernah melakukan perombakan kabinet. Tetapi, hanya mengangkat beberapa menteri ad-interim karena beberapa menteri mengundurkan diri sehubungan dengan pencalonan mereka di Pilpres 2004.
KabinetGotongRoyong [1] adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz. Kabinet ini dilantik pada 10 Agustus 2001 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2004. Kabinet ini diumumkan pada 9 Agustus 2001. Selama kabinet ini bertugas, Presiden Megawati Soekarnoputritidak pernah melakukan perombakan kabinet. Tetapi, hanya mengangkat beberapa menteri ad-interim karena beberapa menteri mengundurkan diri sehubungan dengan pencalonan mereka di Pilpres 2004.
Program Kerja Kabinet Gotong Royong :
· Mempertahankan
Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka utuh Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
· Meneruskan
proses reformasi dan demokratisasi dalam seluruh aspek kehidupan nasional
melalui kerangka, arah, dan agenda yang lebih jelas, dengan terus meningkatkan
penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
· Normalisasi
kehidupan ekonomi dan kemasyarakatan untuk memperkuat dasar bagi kehiduan
perekonomian rakyat.
· Melaksanakan
penehakan hukum secara konsisten, mewujudkan rasa aman serta tenteram dalam
kehidupan masyarakat, melakukan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN).
· Melaksanakan
politik luar negeri yang bebas aktif, memulihkan martabat bangsa dan negara
serta kepercayaan luar negeri, termasuk lembaga-lembaga pemberi pinjaman dan
kalangan investor terhadap pemerintah.
· Mempersiapkan
penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004 yang aman, tertib, rahasia, dan langsung.
8. Drs. H.
Suryadharma Ali, M.Si. (lahir di Jakarta, 19
September 1956;
umur 60 tahun) adalah Menteri Agama Indonesia dari 22 Oktober 2009 hingga 28 Mei 2014. Sebelumnya ia
menjabat sebagai Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah padaKabinet Indonesia Bersatu. Ia
menyelesaikan pendidikan sarjananya di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, pada
tahun 1984.
Pada tahun 1985 ia
berkarier di PT. Hero Supermarket, hingga tahun 1999 di mana ia
menduduki posisi Deputi Direktur perusahaan ritel tersebut. Selain itu, ia juga
aktif di berbagai organisasi ritel di Indonesia.[1] Pada
Februari 2007, Suryadharma terpilih sebagai Ketua Umum PPP dan menggantikan Hamzah Haz.
Kepengurusan periode kepemimpinannya didampingi oleh Wakil Ketua Umum Chozin Chumaidy, Irgan Chirul Mahfiz (Sekretaris
Jenderal), Suharso Monoarfa (Bendahara), Bachtiar
Chamsyah (Ketua Majelis Pertimbangan Pusat), KH Maemoen Zubair (Ketua
Majelis Syariah), danBarlianta Harahap (Ketua
Majelis Pakar). Pada 23 Mei 2014 Suryadharma Ali dinyatakan oleh KPK sebagai
tersangka dalam kasus korupsi dana haji.[2] Menghadapi
proses hukum yang menunggunya, Suryadharma Ali menyatakan mundur dari
jabatannya pada Senin, 26 Mei 2014[3] dan
resmi mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Mei 2014
Kabinet Indonesia Bersatu I (Inggris: United Indonesia Cabinet) adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2009. Pada 5 Desember2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
Kabinet Indonesia Bersatu I (Inggris: United Indonesia Cabinet) adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet ini dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada 20 Oktober 2009. Pada 5 Desember2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
9. Syariefuddin
Hasan atau lebih dikenal dengan nama Syarief Hasan (lahir
di Palopo, Sulawesi
Selatan, 17 Juni 1949; umur 67 tahun) adalah seorang politisi Indonesia yang
menjadi Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesiapada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia
menjabat anggota Komisi XI dan Panitia Anggaran DPR pada periode 2004-2009. Ia
menikah dengan Inggrid Kansil, presenter dan pemain sinetron yang
menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Syarief Hasan merupakan alumni Doktor
Ilmu Manajemen S3 Universitas Persada Indonesia YAI,[1] Kabinet
Indonesia Bersatu II adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.
Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai
politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang
mendapatkan kursi di DPR (Partai
Demokrat, PKS, PAN,PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya[1],
tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional.
Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan dilantik
sehari setelahnya.[2][3] Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY
mengumumkan pergantian Menteri Keuangan[4].
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa
menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.[5] Pada
tanggal 13 Juni 2012, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Kesehatan di
mana pejabat sebelumnya telah meninggal dunia.[6]
10. Drs. Anak
Agung Gede Ngurah Puspayoga (lahir di Denpasar, Bali, 7 Juli 1965; umur 51 tahun)
adalah Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia pada Kabinet
Kerja Presiden Joko Widodo yang menjabat sejak 27
Oktober 2014. Ia juga adalah Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013. Ia menyelesaikan
studi S1 di Universitas Ngurah Rai, Denpasar pada
tahun 1991.
Sebelumnya ia, menjadi Wali Kota Denpasar untuk
periode 2000-2005 dan 2005-2008, tetapi tidak terselesaikan disebabkan dirinya
terpilih menjadi wakil gubernur mendampingi I Made Mangku Pastika dalam pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2008. Pada tahun 2013, ia mencalonkan
diri sebagai calon gubernur Bali periode 2013-2018 yang diusung oleh PDI
Perjuangandidampingi oleh Dewa Nyoman Sukrawan yang
merupakan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng 2009-2014.[1].
Sejak 27
Oktober 2014,
ia menjabat sebagai Menteri
Koperasi dan UMKM di era pemerintahan Jokowi - JK pada Kabinet
Kerja. KabinetKerja adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Joko
Widodo dan Wakil PresidenMuhammad Jusuf Kalla.[1] Susunan
kabinet ini berasal dari kalangan profesional, usulan partai politik pengusung
pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 (PDI
Perjuangan, PKB, Partai
NasDem, dan Partai Hanura) ditambah PPP, PAN, dan Partai Golkar yang bergabung setelahnya,
serta tim sukses pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Susunan kabinet
diumumkan oleh Presiden Jokowi pada 26 Oktober 2014.[2][3]dan
resmi dilantik sehari setelahnya. Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla
membacakan susunan kabinetnya di taman belakang Istana Negara. Dalam kesempatan
itu, Jokowi menghadirkan para menterinya yang mengenakan seragam kemeja putih.
Kabinet Kerja terdiri dari 4 menteri koordinator dan 30 menteri.
Sumber : http://diblogkudialmaulidiah.blogspot.co.id/2016/10/sejarah-koperasi-di-indonesia-dari.html
Saya Widaya Tarmuji, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIA. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah TRACY MORGAN LOAN FIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
BalasHapusTapi Tracy Morgan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: tracymorganloanfirm@gmail.com. Email pribadi saya sendiri: widayatarmuji@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati