E-Commerce & E-Bussiness
Internet dalam bisnis digunakan untuk pertukaran informasi, katalog
produk, media promosi, surat elektronik, bulletin boards, kuesioner
elektronik, dan mailing list. Internet juga bisa digunakan untuk berdialog,
berdiskusi, dan konsultasi dengan konsumen secara on-line, sehingga
konsumen dapat dilibatkan secara proaktif dan interaktif dalam
perancangan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan produk.
Pemasaran lewat internet ada 2 metode, yaitu push dan pull marketing.
Keunggulan strategi bisnis yang dapat diperoleh dari internet adalah
komunikasi global dan interaktif; menyediakan informasi dan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan konsumen; meningkatkan kerja sama;
memungkinkan untuk membuka pasar, produk, atau pelayanan baru;
serta mengintegrasikan aktivitas secara on-line. Aplikasi Electronic
Commerce ada 2, yaitu: Business-to-Consumer dan Business-to-Business
Commerce. Pembayaran transaksi electronic commerce diatur dalam
Sistem Electronic Funds Transfer, sedangkan keamanan datanya diatur
oleh Secure Socket Layer yang dikembangkan menjadi Secure Electronic
Transaction.
Apa itu E-Commerce?
E-commerce merupakan model bisnis modern non-fice (tidak menghadirkan pelaku bisnis secara
fisik), dan non-sign (tidak memakai tanda tangan asli). Sistem perdagangan yang dipakai dalam ecommerce
dirancang untuk menandatangani secara elektronik. Penandatanganan tersebut
dirancang mulai dari pembelian, pemeriksaan, dan pengiriman. Dalam bisnis e-commerce,
ketersediaan informasi yang benar dan akurat mengenai konsumen dan perusahaan merupakan
suatu persyaratan mutlak.
Keuntungan dalam e-commerce
Banyak keuntungan yang dapat diterima e-commerce dan tidak dapat diperoleh melalui transaksi
konvensional. Keuntungan penggunaan e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
keuntungan bagi pedagang dan keuntungan bagi pembeli.
Adapun keuntungan bagi pedagang diantaranya :
- Aliran pendapatan baru yang mungkin lebih menjanjikan, sehingga tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
- Melebarkan jangkauan (global reach). Jika sebelumnya pedagang hanya memiliki toko fisik, maka transaksi penjualan dibatasi oleh wilayah geografis yang dapat dijangkau. Seiring munculnya mCommerce, yaitu, e-commerce pada perangkat mobile, telah memutuskan segala keterbatasan geografis yang tersisa.
- Menurunkan biaya operasional. Berhubungan langsung dengan pelanggan melalui internet dapat menghemat kertas dan biaya telepon, tidak perlu menyiapkan tempat ruang pamer (outlet), staf operasional yang banyak, gudang yang besar dan sebagainya;
- Memperpendek product cycle dan management supplier. Perusahaan dapat memesan bahan baku atau produk supplier langsung ketika ada pemesanan sehingga perputaran barang lebih cepat dan tidak perlu gudang besar untuk menyimpan produk – produk tersebut;
- Waktu operasi tidak terbatas. Bisnis melalui internet dapat dilakukan selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu;
- Pelayanan ke pelanggan lebih baik. Melalui internet pelanggan bisa menyampaikan kebutuhan maupun keluahan secara langsung sehingga perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya.
- Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi, hingga marketing
Klasifikasi e-commerce dalam dunia bisnis
Berikut ini adalah penjelasan mengenai karekteristik dan jenis e-commerce yang dilakukan oleh
pelaku bisnis e-commerce di Indonesia.
- Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online.
- Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis.
Situs iklan baris yang terkenal di Indonesia adalah OLX (gabungan antara Tokobagus.com
dan Berniaga.com) dan Forum Jual Beli Kaskus. Kedua situs ini tidak mengharuskan
penjualnya untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Jadi transaksi
masih dapat terjadi langsung antara penjual dan pembeli
Metode transaksi yang paling sering digunakan adalah metode cash on delivery atau COD.
Situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang hanya ingin menjual sesekali saja,
seperti barang bekas atau barang yang stoknya sedikit.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer) Model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut adalah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
Situs marketplace di Indonesia yang paling banyak dikunjungi pelanggan antara lain: Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada. Selain itu, terdapat situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja.com dan Elevenia.
Situs marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.
3. Shopping mall Model e-commerce ini mirip sekali dengan marketplace, namun yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Salah satu situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia adalah Blibli.com.
4. Toko online B2C (Business to Consumer) Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri, dimana penjual memilki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia adalah Bhinneka, BerryBenka, Bilna dan Tiket.com. Model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs mereka sendiri.
5. Toko online di media sosial Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual untuk berjualan di situs Facebook, yaitu Onigi.com dan LakuBgt.com. Ada juga startup yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website yakni Shopious.
2. Marketplace C2C (Customer to Customer) Model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut adalah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
- Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan
- Bisa digunakan oleh penjual individual
Situs marketplace di Indonesia yang paling banyak dikunjungi pelanggan antara lain: Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada. Selain itu, terdapat situs marketplace lainnya yang mengharuskan penjual menyelesaikan proses verifikasi terlebih dahulu seperti Blanja.com dan Elevenia.
Situs marketplace seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.
3. Shopping mall Model e-commerce ini mirip sekali dengan marketplace, namun yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Salah satu situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia adalah Blibli.com.
4. Toko online B2C (Business to Consumer) Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri, dimana penjual memilki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia adalah Bhinneka, BerryBenka, Bilna dan Tiket.com. Model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs mereka sendiri.
5. Toko online di media sosial Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual untuk berjualan di situs Facebook, yaitu Onigi.com dan LakuBgt.com. Ada juga startup yang mengumpulkan seluruh penjual di Instagram ke dalam satu website yakni Shopious.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan
gratis, bahkan channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli barang.
Referensi:
Referensi:
[1] J. Consultant and S. Chain, “Perkembangan
E-Commerce Beserta Klasifikasinya.”
[2] O. Y. Yuliana, “Penggunaan Teknologi
Internet Dalam Bisnis,” J. Akunt. dan Keuang., vol. 2, no. 1, pp. 36–52,
2000.
0 komentar:
Posting Komentar